Januari 22, 2014

Confessions



Confessions

Author : momento
Cast : Byun BaekHyun, Zhang Yixing, and others
Genre : Psycho
Length : Ficlet
Rating : PG-17 / R
A/N   : Cerita milik pribadi, terinspirasi dari film Red Dragon, dan beberapa film action dan kriminal. Percampuran bahasa. Ada umpatan dan maaf kalau ada typo.

[- Pernah dipublish disini -]
.
.
 
“Cause I’m, The Great Red Dragon”

.
.
>>>>>::..:..::<<<<<

Ada beberapa hal yang membuat Yixing tertarik dengan pekerjaannya, yaitu saat melihat wajah pucat, keringat bercucuran, rengekan penyesalan, dan hal-hal lain semacam itu yang disuguhkan gratis oleh objek-objek introgasinya. Biasanya, dia akan menikmati itu semua dengan perlahan, tanpa melewatkannya sedikitpun. Dan untuk kali pertama, Yixing ingin segera keluar dari ruang-tempat-terungkapnya-kenyataan ketika ia tengah duduk berhadap-hadapan dengan seseorang yang tengah menjadi objek introgasinya malam ini.

Sebuah ruangan dengan ukuran berkisar 8m x 8m, meja besi yang diletakkan ditengah ruangan, didampingi dua buah kursi besi yang saling berhadapan di kedua sisi meja. Dan jangan lupa lampu neon redup menggelantung bebas diatas meja, biasa, perbuatan iseng para officer untuk membuat objek introgasi mereka mendapat tekanan psikis.

Yixing telah melakukan sesi wawancara malam ini dengan baik. Menanyakan hal-hal yang memang seharusnya dia tanyakan, dan mendengar jawaban yang diberikan oleh objek introgasinya, walaupun hanya anggukan, gelengan, sepatah kata ‘ya’ atau ‘tidak’ atau ‘mungkin’, terakhir, bahu yang terangkat acuh sebagai jawaban, yang membuat Yixing bersumpah akan segera menembakkan peluru dari Beretta 90two kesayangannya kekepala teman tercinta-nya malam ini.

Dan jika setelah itu dia mendapat panggilan atas kasus pembunuhan, dia tidak peduli, karena setidaknya dia telah menjadi orang pertama yang mengangkat baliho dan gelas tinggi untuk bersulang atas kematian teman tercinta-nya yang kurang dari sepuluh jam lalu menjadi objek introgasinya.

Hingga pada akhirnya lelaki berpakaian merah tua di hadapannya itu menegakkan tubuh dengan gerakan tiba-tiba. Sepasang mata indah dengan iris berwarna cokelat gelap menatap padanya dengan tatapan intens, senyuman timpang, dan helaan napas yang kemudian disusul dengan derai tawa pelan. Sesuatu yang tak pernah terpikirkan oleh Yixing sebelumnya.
“Kau tidak menanyakan alasan terhadap tiga belas kasus sebelumnya, tuan.”

“Karena hanya kasus ini yang terlihat menarik dimataku.”

“Ini menarik.” lelaki itu berbicara lagi, “Di antara belasan kasus atas namaku, kau memilih yang satu ini untuk kujelaskan lebih rinci. Kau tahu? Aku pikir kita memiliki selera yang sama. Ini koleksi favoritku. Kau yakin ingin naskah film itu kubacakan ulang?”

“Positif.”

“Awal musim semi, dimana semuanya akan terlahir kembali.” dia mulai mendongeng untuk Yixing, “Do KyungSoo, teman kuliahku, memintaku untuk menemaninya menemui Tuan Cho, dosen kami. Aku setuju saja karena memang ada tugas yang harus kuberikan padanya. Well, awalnya terlihat seperti laki-laki memandang laki-laki lain, tapi saat KyungSoo pergi, aku yang masih bersama dengan Tuan Cho melihat pandangan itu berubah menjadi hewan yang siap menerkam mangsanya kapan saja. Tidak heran jika aku tahu berapa banyak mahasiswa –seumuran denganku, untuk lebih spesifiknya─ yang menjadi korbannya.”

“Do KyungSoo tidak bersalah, menurut ceritamu.”

“Tentu. KyungSoo hampir menjadi korban atas nafsu busuk lelaki tua itu jika aku tidak menolongnya. Sama seperti korban yang lain.”

“Kau menggunakan cara yang menjijikan tapi hebat disaat yang bersamaan, tuan.” ujar Yixing.

“Kuanggap itu sebuah pujian. Aku menolong mereka dengan cara ku sendiri, tentunya.”

“Kau menolong dengan menikam salah satu ginjal, dan mata mereka, Tuan Byun BaekHyun.” Yixing memijit pelipisnya.

“Itu agar mereka terlahir kembali, tuan. Kau dengar apa yang kukatakan diawal tadi. Musim semi

“Dimana semuanya terlahir kembali. Ya, aku dengar itu.” Yixing merubah posisi duduknya, menarik kursi kedepan agar lebih dekat dengan objek introgasinya, “Hey little kid, apa yang kau lihat dari foto-foto korbanmu ini? Mereka, mata mereka

“Menatapku.” selanya, “Ya, hanya padaku.” lelaki itu menunjuk beberapa foto yang berserakan di hadapan mereka berdua, “Lihat. Ini HyeRin korban wanitanya dalam sosok manusia, MyungSoo korban lelakinya dalam sosok manusia, JeHyun yang juga korban lelakinya dalam sosok manusia."

"HyeRin yang terlahir kembali," ucapnya lagi. "MyungSoo yang terlahir kembali, JeHyun yang terlahir kembali, begitu pula KyungSoo. Ku beritahu padamu satu hal, KyungSoo, dia adalah pemenangnya, Tuan Zhang Yixing.” senyum timpang menjadi penutup kalimatnya.

>>>>>..::..<<<<<

*KLANG

Yixing mengambil minuman kaleng yang keluar dari dalam mesin penjual otomatis, membuka penutupnya, lalu meminum hampir setengahnya dalam beberapa tegukan.

Tidak ada perkembangan sama sekali. Lelaki itu menutup mulutnya rapat-rapat setelah berbicara begitu banyak. Yixing dengan paksa melonggarkan simpul dasinya, berusaha menjernihkan pikirannya dengan duduk dibangku lobby sambil mengumpat dalam hati karena objeknya kali ini sangat, sangat pintar dari yang lain.

“Wajahmu terlihat seperti kertas kumal, Yixing.” pemilik suara itu menjatuhkan dirinya disebelah Yixing.

“Hhhh... kau sengaja memberiku mangsa yang sulit untuk ditangkap. Damn!! dia sulit untuk dikalahkan.”

Oh, come on. Jika dia mati sebelum kau mendengar teriakan putus asa darinya, ini tidak akan menarik lagi, Yixing. Lagi pula, menjadi hiburan tersendiri melihat wajahmu seperti JongIn dan matamu seperti Zitao di shift malam.”

“Pergilah kepada mama mu sebelum Beretta milikku bertindak, JongDae.” 

Cheer up, little kid. Ah, aku benar-benar ingin menduduki wajah kusut mu saat ini, ngomong-ngomong.” dan Yixing benar-benar menodongkan Beretta 90two miliknya ke arah Kim JongDae yang berlari menjauhi Yixing-yang-topengnya-terjatuh-entah-dimana ditemani rentetan tawa puas.

For God’s sake!” emmm, well... wajah Yixing hampir menghantam lantai lobby jika dia tidak memiliki keseimbangan yang baik.

>>>>>..::..<<<<<

Yixing duduk tenang, menunggu objek introgasinya datang sebari melihat dokumen-dokumen yang baru diberikan Bill padanya lima menit yang lalu. Jika boleh jujur, sebenarnya bohong jika disebut tenang, karena dia terus saja mengumpat dalam hati, menampar kebodohannya sendiri karena baru lima belas menit yang lalu dia mendapatkan jawaban yang sebenarnya sudah disodorkan oleh Byun BaekHyun didepan hidungnya sejak tadi.

“Halo.”

“Kau terlihat lebih baik, Tuan Byun.” dia mempersilahkan lelaki itu untuk duduk.

“Kau yang terlihat lebih baik karena mendapatkan jawaban yang ada didepan hidungmu, sebenarnya oh, jangan terkejut seperti itu Jadi?"

“Kau benar-benar gila. Hanya karena kau memujanya, tidak seharusnya kau melakukan itu. Dan

“Whoa, hang on. Memuja kau bilang? Hey, aku tidak akan memuja seorang brengsek sepertinya. Ini sama seperti seorang anak kecil yang tergila-gila dengan permen, tapi dia tidak akan mati jika tidak memakan permen itu berbulan-bulan.”

 Hey, kau ingin lihat apa yang ada di dalam ranselku? Taruhan, kau pasti akan menyukainya.” lanjutnya.

Up to you.”

Terdengar suara decitan pelan, dan Yixing yakin itu berasal dari ujung keempat kaki kursi yang terseret di atas lantai berubin yang jarang disapu maupun terkena lap basah untuk setidaknya mengusir debu. Lelaki itu baru saja menggeser kursinya, membawanya lebih dekat satu ubin dari ujung meja di hadapannya.

Dengan jarak seperti ini, Yixing dapat melihat kerutan halus yang tidak benar-benar nyata di sudut kedua matanya saat tersenyum tidak simetris, dan plester kecil murahan entah untuk menutupi apa disudut dahinya.

Iya. Penampilan yang menipu. Tangannya telah dibasahi darah orang-orang tak bersalah, indera pendengarannya benar-benar telah merekam dengan baik teriakan putus asa dari setiap korbannya, dan jika ada suatu alat yang dapat meng-copy memori seseorang kedalam kaset, maka Yixing berani bertaruh, rekaman yang bersangkutan itu ada diatas meja kerjanya delapan jam yang lalu, dan dia tidak perlu bersusah payah menghabiskan waktu berharganya untuk ini.

The Great Red Dragon and the Woman Clothed with the Sun karya William Blake.” Yixing tidak berbohong jika dia mendengar suara lelaki dihadapannya penuh dengan nada sopan dan memikat namun dingin di saat yang bersamaan, “Ini lukisan terindah yang pernah kulihat. Di lukisan ini, The Great Red Dragon sedang menghapus kesedihan, kepicikan, dendam, dan dosa-dosa yang dimiliki oleh  the Woman Clothed with the Sun."

"Setelah semuanya hilang, the Woman Clothed with the Sun akan terlahir kembali menjadi sosok yang lebih sempurna dan mulia, mendampingi The Great Red Dragon sebelum ia menemukan sosok-sosok lain yang harus ia bersihkan.”
Yixing menelan ludah paksa. Lelaki yang kini duduk dihadapannya benar-benar diluar kontrol. Lelaki itu membunuh begitu banyak orang ah, dan jangan lupakan satu fakta jika salah satu korbannya adalah teman baiknyahanya karena sebuah lukisan.
 That doesn’t make sense!!!’ ingin sekali Yixing meneriakkan kata-kata itu didepan wajah lelaki yang ada didepannya.
Kau tidak memiliki alasan untuk membunuh semua korbannya, dan KyungSoo. Kau bahkan membiarkan Tuan Cho hidup setelah kau mengetahui apa yang telah dia perbuat. Jika kau normal, seharusnya kau membunuhnya untuk
Terdengar lontaran tawa kering dari sang tersangka. “Kau tidak mengerti, tuan...” responnya, “Ketika mereka terbaring tanpa nyawa di kakiku, dengan wajah dan pakaian yang perlahan berubah warna karena darahnya sendiri… di saat itulah aku mengerti apa yang menjadi obsesiku. Gangguan jiwaku. Aku baru benar-benar sadar, bahkan setelah aku melakukan hal ini pada lima orang sebelum KyungSoo, dan aku telah terikat oleh itu. Membiarkan Tuan Cho tetap hidup dalam obsesinya, sama saja dengan membiarkan diriku untuk lebih dan lebih dalam memuaskan obsesiku.”
YOU LITTLE RASCAL!!!
Senyum timpang menghiasi wajahnya, “Yes, I’m. Cause I’m The Great Red Dragon.”

.
.
>>>>>::.::<<<<<



Tidak ada komentar:

Posting Komentar